Pages

Wednesday, September 28, 2011

Belajar Bijak dari Nelayan

Related to “study” & “work”, there’re two short illustrations that can inspire you, Friends..:)
Here they are:

            Seorang cendekiawan menumpang perahu di sebuah danau. Ia bertanya pada tukang perahu, “Sobat, pernahkah Anda mempelajari matematika?”
            ”Tidak.”
”Sayang sekali, berarti Anda telah kehilangan seperempat kehidupan Anda. Atau, barangkali Anda pernah mempelajari ilmu filsafat?”
            ”Itu juga tidak.”
”Dua kali sayang, berarti Anda telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan Anda.”
”Bagaimana dengan sejarah?”
”Juga tidak.”
”Artinya seperempat lagi kehidupan Anda telah hilang.”
Tiba-tiba angin bertiup kencang dan terjadi badai. Danau yang tadinya tenang menjadi bergelombang, perahu yang ditumpangi mereka pun oleng. Cendekiawan itu pucat ketakutan. Dengan tenang tukang perahu itu bertanya, ”Apakah Anda pernah belajar berenang?”
”Tidak.”
”Sayang sekali, berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.”


Ilustrasi singkat di atas mengajarkan kita beberapa hal:
1)    Kita tidak boleh sombong. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang tinggi hati akan direndahkan. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan ditinggikan pada waktunya.
2)    Setinggi apa pun pendidikan kita, kita tidak mungkin menguasai semua ilmu, apalagi keterampilan.
3)    Kita membutuhkan orang lain, tidak peduli seberapa rendah pendidikan orang itu.

Xavier Quentin menulis di salah satu bukunya (”Berani Berpikir Besar”) bahwa kisah cendekiawan yang sombong tersebut mengingatkannya pada cerita seorang temannya, Dave Hagelberg.
Suatu kali, ketika mereka sama-sama berdiri di sebuah pantai, Dave Hagelberg bercerita bahwa temannya pernah tenggelam di pantai. Temannya itu seorang doktor di bidang geocoastal morphologist, yaitu sebuah cabang ilmu mengenai perpantaian yang sangat langka dimiliki ilmuwan lain.
Suatu hari sang doktor ahli pantai ini berdiri di suatu tempat di sebuah pantai dan ditegur oleh seorang nelayan.
”Tuan, jangan berdiri di situ! Tempat itu sangat berbahaya.”
Dengan tertawa ’ngakak’, sang doktor ahli pantai itu berkata, ”Di dunia ini tidak banyak orang yang lebih mengerti seluk-beluk perpantaian daripada saya.”
Rupanya, ucapannya itu adalah kata-katanya yang terakhir. Ombak laut menerjang di tempat ia berdiri, menyeretnya ke tengah laut, dan ia pun lenyap.


Readers, biarlah melalui kisah di atas, kita menyadari bahwa hal-hal duniawi, entah harta, uang, ataupun ilmu pengetahuan, bukanlah hal yang terpenting dalam hidup kita, apalagi sebagai pemuda-pemudi Kristen.
Sebagai pemuda-pemudi, kita rela melakukan apa saja demi ilmu pengetahuan, uang, dan hal-hal duniawi lainnya. Memang, ilmu pengetahuan dan harta penting.Tapi kita harus sadar, bahwa hidup akan sangat hampa tanpa relasi yang akrab dengan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita. Seperti ungkapan ”di atas langit masih ada langit”, demikian jugalah ilmu pengetahuan dan harta. Sebanyak apapun ilmu pengetahuan yang kita miliki, pasti masih ada hal-hal yang tidak kita kuasai, karena bagaimanapun juga kita ini hanya manusia biasa. Sama halnya dengan uang/harta. Sebanyak apapun harta kita, kita tidak akan pernah puas. Apalagi jika melihat ada orang lain yang lebih kaya, kita akan semakin terpacu untuk mengumpulkan lebih banyak lagi harta duniawi. Jangan lupa, kuasa Tuhan bisa saja mengambilnya sewaktu-waktu. Selain itu, saat kita mati, kita toh tidak bisa membawa uang dan harta kita itu.
Oleh karena itu, marilah kita semua rindu untuk memiliki relasi yang akrab dan intim dengan Yesus Kristus, sampai akhir hayat kita. Stop materialisme dan hedonisme!


Diambil dari: ”Berani Berpikir Besar” (Xavier Quentin Pranata) dengan perubahan dan penyesuaian renungan seperlunya.

Tuesday, September 27, 2011

Kisah Bijak dari Tiongkok

Guys, kali ini aku mau share tentang sebuah kisah klasik yang berhubungan erat dengan kehidupan kita dan dapat menjadi bahan perenungan kita dalam melakukan peran kita masing-masing, baik sebagai pelajar (while u’re “studying”) ataupun sebagai pekerja (while u’re “working”).



Suatu hari,
Seorang Guru berkumpul dgn murid-muridnya.
Lalu beliau mengajukan 6 pertanyaan :

Pertanyaan ke 1:
Apa yg paling dekat dgn diri kita di dunia ini ?
Muridnya ada yg menjawab,, "orang tua", "guru", "teman", & "kerabat"..

Yg paling dekat dgn kita adalah "kematian".
Sebab kematian adalah PASTI.

Pertanyaan ke 2:
Apa yg paling jauh dari diri kita ?

Muridnya ada yg menjawab : "Negara Amerika", "bulan", "matahari".

Yg paling benar adalah "masa lalu".
Siapa pun kita,,, bagaimana pun kita dan betapa kayanya kita... tetap kita
TIDAK bisa kembali ke masa lalu.
Sebab itu kita harus menjaga hari ini & hari-hari yg akan datang.

Yg ke 3.
Apa yg paling besar di dunia ini ?

Muridnya ada yg menjawab "gunung", "bumi" & "matahari",,

Yg paling besar dari yg ada di dunia ini adalah "nafsu"
Banyak manusia menjadi celaka karena menuruti hawa nafsunya...
Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi..
Karena itu, kita hrs hati-hati dgn hawa nafsu ini

Pertanyaan ke 4.
"Apa yg paling berat di dunia ini ?"

Di antara muridnya ada yg menjawab, : "baja","besi"&"gajah"

Yg paling berat adalah "memegang amanah"

Pertanyaan yg ke 5.
"Apa yg paling ringan di dunia ini ?"
Ada yg menjawab "kapas", "angin", "debu"&"daun-daunan"

Yg paling ringan di dunia ini adalah "Meninggalkan Ibadah"

Lalu pertanyaan ke 6.
"Apakah yg paling tajam di dunia ini ?"

Muridnya menjawab dgn serentak... "PEDANG !"

Yg paling tajam adalah "lidah manusia"
Krn melalui lidah, manusia dgn mudahnya menyakiti hati,,, & melukai
perasaan.....


Nah, Friends, bagaimana dengan kita?

Sudahkah kita menyadari bahwa hal yang paling dekat dengan hidup kita sekarang ini adalah ”KEMATIAN”? Mari, kita gunakan waktu-waktu di saat kita masih diberi kesempatan untuk hidup ini dengan melakukan hal-hal yang positif.

Sudahkah kita menyadari bahwa kita tidak bisa kembali ke ”MASA LALU” karena waktu tak bisa diputar kembali? Maka, marilah kita lakukan hal-hal yang bermanfaat dan menikmati saat-saat ini karena jika sudah terlewat, kita tidak bisa mengulangnya lagi.

Sudahkah kita menyadari bahwa yang paling besar dan paling sulit dikendalikan adalah ”NAFSU”? Mari, kita mohon hikmat dan pengendalian diri yang kuat dari TUHAN, agar kita dapat mengalahkan hawa nafsu yang jahat.

Sudahkan kita menyadari bahwa hal yang paling berat dan sulit untuk dilakukan adalah ”MEMEGANG AMANAH”? Marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk memegang erat dan melakukan amanah yang diberikan pada kita.

Sudahkan kita menyadari bahwa hal yang paling ringan dan mudah untuk dilakukan adalah ”MENINGGALKAN IBADAH”? Maka, kuatkanlah hati kita agar jangan sekali-kali meninggalkan ibadah dan kedekatan kita dengan Tuhan. Jaga hubungan yang karib dengan TUHAN.

Sudahkan kita menyadari bahwa hal yang paling tajam di dunia ini adalah ”LIDAH MANUSIA”? Mari, kita berusaha untuk menjaga lidah kita, perkataan kita, agar jangan sampai orang lain sakit hati akibat tutur kata kita.

Semoga bermanfaat untuk jadi perenungan bagi kita semua........
God bless u..
 :)

Sunday, September 25, 2011

Book Review: Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta



Judul                : Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta
Penulis              : Grace Suryani & Steven Halim
Penerbit            : Gloria Graffa
Jml. Hlmn         : 126
Harga               : Rp 25.000,-
Friends, kali ini aku pilih buku ini untuk dijadiin rekomendasi. Why? Karena buku ini bener-bener oke! Buat kalian para pemuda-pemudi yang lagi dalam pergumulan mencari sang ’soulmate’ atau buat yang udah punya tapi kadang masih sering bimbang dan ragu, buku ini WAJIB dibaca, guys! Hehehe..

Apa sih isinya?
Well, buku ini menceritakan pergumulan dan kisah cinta penulisnya, Grace Suryani dan Steven Halim, yang sekarang udah married. Buku ini tadinya dijadiin souvenir pernikahan mereka. Isinya, mulai dari pergumulan mereka berdua tentang pencarian pasangan hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan, awal perkenalan mereka yang unik dan tak terduga, pertemuan mereka yang terkesan ’biasa-biasa aja’, tanpa dramatisasi ala sinetron Indonesia :P, sampe kisah cinta mereka mulai dari ”penembakan” yang lain daripada yang lain, pacaran, lamaran yang bikin deg-degan saking romantisnya, sampe pernikahan..:)

Awalnya, mereka sempat desperate tentang pasangan hidup, karena mereka sama-sama memiliki pengalaman-pengalaman cinta yang buruk. Tapi, kedekatan mereka dengan Tuhan, berhasil mengukirkan akhir pencarian soulmate yang indah in HIS time :D. Walaupun awalnya mereka  bimbang dan merasa kalau gak cocok satu sama lain, tapi Tuhan senantiasa menuntun dan membimbing mereka hingga mereka akhirnya menyadari bahwa mereka ternyata saling melengkapi.

Saat pacaran, mereka menjalani LDR (Long Distance Relationship alias pacaran jarak jauh) Singapore – Jakarta. Jadi, pasti tau susahnya, kan friends? Berat di ongkos, cuma bisa ketemu paling lama seminggu, trus pisahan lagi sampe berbulan-bulan. Paling klo kangen cuma bisa sms, telpon, chatting, atau paling banter webcam-an, deh.  Tapi kerennya, mereka gak merasa itu suatu kesulitan yang besar. Justru mereka punya prinsip, ”Let not our longing slay the appetite of our living” (Jangan sampai kerinduan kita membunuh semangat dan sukacita kita dalam menjalani hidup). Jadi walaupun mereka terpisah dan pastinya kangeeeennn berat, mereka tetap kuat dalam menjalani kehidupan mereka masing-masing, menjaga kesetiaan dan kesucian hidup hingga pernikahan.

Oya, buat kalian yang gak suka baca buku tebel-tebel dan mbosenin, don’t worry!! Buku ini cukup tipis, kecil, mungil, dan bisa habis dibaca cuma dalam waktu beberapa jam saja. Plus, buku ini bahasanya gaul, gampang banget dipahami, en jauuuuuhhh banget dari kata ‘membosankan’. Banyak humor dan bahasa yang enak banget, friends! Dijamin, sekali baca bisa sambil ketawa-ketiwi dan senyum-senyum sendiri, deh..

So, tunggu apa lagi, guys? Buruan beli & baca buku ini, deh! Carinya gampang, di toko buku rohani sampe Gramedia ada, lho. Harganya juga gak mahal, kok. Pokoknya gak nyesel deh baca buku ini. Dijamin, buat kalian yang lagi dalam pergumulan atau yang lagi bingung-bingung tentang masa pencarian, pacaran, ataupun menghadapi pernikahan, pasti akan menemukan banyak tuntunan, teguran, dan jawaban-jawaban yang “maknyuusssss” dari buku ini. Pastinya, ada sisi Alkitabiah-nya juga, jadi dijamin buku ini gak menyesatkan. Hehehe..
Ayo-ayooooo, bacaaaaa...!!!!!

Pre-face: What do "Love, Study, Work" mean?

Haloooo, readers!!!
Finally I have time to write my new post.. Hehehe..
Buat temen2 kuliah-ku di MM-UKSW, sekarang ini aku lagi di Semarang.. Baru balik ke Salatiga hari Selasa.
Weekend kali ini I have a loooooot of ”burdens”!! Summary Manajemen Marketing, paper Teknologi Informasi, presentasi Teori Organisasi, plus nulis blog ini. Tapi masih bersyukur deh, masih bisa pulang Semarang.. J hehehe..

Btw, di sini aku mo jelasin tentang maksud “Love, Study, Work” dib log-ku ini. So, I plan to write and post all about my love-life, my study, & my job. Here, my “love-life” artinya gak cuma tentang kisah cinta-ku & pacar aja, tetapi juga kisah “cinta”ku dengan Tuhan, ortu, saudara, sahabat2, & temen2 semua. As u know,, dalam bahasa Inggris, kata “cinta” & “sayang” kan sama à LOVE. Right?

Oke, next, about my study. Here, I also want to share about my study experiences (academic, bible study, music, and languages). U know, I love studying languages and music. So far, I’m learning English, Mandarin, and Japanese, but honestly, my abilities in Japanese and Mandarin are still very limited.. :P hahahaha.. Besides that, I do like music, but only classical and pop music; I don’t like rock, reggae, R&B, jazz, dangdut, etc. Hehehehe.. So, I am just able to play pop songs & hymn songs in the church (using piano/electone/keyboard).

The last but not least, about my job. Now I’m working as a part-time English teacher in Salatiga. Actually, I plan to build an English course in Semarang, but it seems rather difficult for me to run it nowadays, since I’m studying in UKSW, Salatiga. So, I choose to work here, while I’m studying here (but I usually go to Semarang every weekend). Hehehe… I think my job is quite fun & enjoyable, but there is one “problem” à the salary; it’s too little I think.. :P Hahahaha..
Well, still trying to get better income then..:P

So, starting from now, I’ll post my writings related to Love, Study, Work. Hope it is not only enjoyable to read, but also beneficial for you.
Stay tune, Guys..

God bless u.. J

Friday, September 23, 2011

Welcome to my "world"..:))

Hello, readers!
Sebenarnya aku udah cukup lama punya blog ini,, sejak bulan Mei 2011 yang lalu, tapi cuma aku bikin aja untuk sekedar iseng2, trus post 1 favorite poem, udah deh, gak pernah dibuka lagi sampe kemarin.
Jadi, aku dapet tugas dari Prof. Eko Sediyono utk bikin blog ini dan harus ada kesesuaian antara tema & contents, plus juga harus aktif posting & comment ke temen2 MM yang lain sampai akhir Oktober 2011.
Setelah bingung2 pilih judul, finally I decided to choose this one: Love, study, work. Why did I choose it? Yeah, sebenernya aku sengaja pilih2 nama yang unik, trus tiba2 keinget judul film-nya Julia Robert: Eat, Pray, Love. Nah, akhirnya aku bikin my version: Love, study, work.
Nantinya, kurang lebih isi blog-ku ini akan berisi my reflections, ideas, experiences, etc about the three important things in my life: love, study, & work.
So, "stay tune" here, Guys! I'll try to post everyday..
Comments please!!
Plus give me your blog address, yah..:)
hehehehe..